Oleh Andi Pangerang
14 Juli 2020
Diagram Siang dan Malam ketika Matahari di atas Ka’bah.
Sumber: https://in-the-sky.org/twilightmap.php
Tanggal 15 Juli merupakan hari dimana posisi Matahari tepat berada di atas Ka’bah, kiblat umat Islam di seluruh dunia. Fenomena ini terjadi pada pukul 9.27 Waktu Saudi atau 16.27 WIB, yakni ketika tengah hari di kota Mekkah al-Mukaromah. Fenomena ini mempunyai banyak sebutan di antaranya: Qibla Day atau Hari Kiblat, Istiwa’ul A’zham atau Great Culmination of Mecca atau Kulminasi Agung Mekkah, Global Rashdul Qibla atau Hari Meluruskan Kiblat Global dan Tropic of Mecca.
Fenomena ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya terjadi pada 27 Mei. Mengapa hal ini bisa terjadi? Hal ini dikarenakan sumbu rotasi Bumi yang miring 66,6? terhadap orbit Bumi, sehingga mengalami pergerakan semu tahunan yang bervariasi antara 23,4? Lintang Utara pada 21 Juni hingga 23,4? Lintang Selatan pada 21 Desember. Secara geografis, Ka’bah terletak di 21,42? Lintang Utara dan 39,83? Bujur Timur sehingga ada waktu ketika Matahari terletak di atas Ka’bah ketika tengah hari.
Diagram Pergerakan Semu Matahari. Dokumentasi Pribadi
Fenomena ini dapat dimanfaatkan untuk meluruskan arah kiblat. Rasdul Qiblah secara harfiah bermakna “meluruskan kiblat”. Selain Rasdul Qiblah Global, ada juga Rasdul Qiblah Harian atau Lokal yang mana Matahari terletak pada jalur yang menghubungkan Ka’bah dengan tempat tersebut sehingga waktu terjadinya bisa berubah-ubah setiap hari.
Meluruskan Arah Kiblat Menggunakan Bayangan Matahari. Dokumentasi Pribadi
Menentukan arah kiblat menggunakan Kulminasi Agung ini terbilang amat mudah dan pastinya murah. Dan perlu diketahui pula bahwasanya hasilnya pun juga akurat, bahkan lebih akurat dibanding jika kita memakai alat bantu seperti halnya kompas dikarenakan kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami maupun buatan sehingga dapat memengaruhi keakuratan pengukuran.
Berikut ini langkah-langkah dalam menentukan arah kiblat menggunakan Kuminasi Agung:
Akan tetapi, ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak dapat memanfaatkan fenomena ini untuk meluruskan arah kiblat diantaranya: Sebagian Propinsi Maluku mulai dari Kabupaten Maluku Tengah, Kabupaten Seram Bagian Timur, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (kini Kabupaten Kepulauan Tanimbar), Kabupaten Maluku Tenggara (kini Kabupaten Kepulauan Kei), Kota Tual, Kabupaten Maluku Barat Daya (minus Pulau Wetar) dan Kabupaten Kepulauan Aru, ditambah dengan Propinsi Papua Barat serta Propinsi Papua. Kesembilan wilayah ini dapat meluruskan arah kiblat ketika Matahari berada di titik balik atau Nadir Ka’bah (disebut juga sebagai Antipoda Ka’bah) yakni pada 29 November pukul 0.09 Waktu Saudi atau 6.09 Waktu Indonesia Timur, serta 14 Januari pukul 0.30 Waktu Saudi atau 6.30 Waktu Indonesia Timur.
Secara umum, langkah dalam menentukan arah Kiblat dengan Antipoda Ka’bah sama dengan ketika menggunakan Kulminasi Agung. Akan tetapi terdapat perbedaan dengan Kulminasi Agung yakni penentuan arah kiblat pada bayangan; jika Kulminasi Agung arah kiblat adalah dari ujung ke pusat bayangan, sebaliknya jika Matahari berada di Antipoda Ka’bah arah kiblat adalah dari pusat ke ujung bayangan.
Selamat Meluruskan Kiblat!
Comments